Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

AKU DAN KAMU TAK CUKUP

Sakit hati ini tak terkira..kala menyadari kau tak pernah perduli,  sesal menjadi kalimat sakti..mengapa Tuhan pertemukan kita Kini tinggalku sendiri memandangi nisan monumen cinta yg telah usang.. yg tak mungkin terulang.sedangkan kau?entah dmn   telaga air mataku menjadi pendukung kerapuhan romansa ini, tak ada cinta abadi. Taukah kau..aku merana.aku harus bagaimana?  Perpisahan merupakan kata tersadis dlm kamus hidupku. Ya tak terelakkan lagi. sek eras apapun aku bertahan  tak berguna jika disisi yang lain kau menyerah begitu saja   Haruskah kita menyerah kalah? aku tidak mau.bukan kah tidak ada satu masalahpun yg tidak terselesaikan. katamu dulu   Apakah ini tak bisa diperbaiki.. dimanakah upaya memahami  dan memaafkan. kata mereka cinta bisa brbuat apa saja,tunjukan padaku.   Namun Tuhan berkata lain kita tak cukup matang untuk memahami arti kata mengalah,  bukan menyerah dan ternyata..dunia yg kita ciptakan berdua tidaklah kuat  mela

PERPISAHAN

Satu2nya perpisahan yang kudamba adalah berpisah dari cinta gila ini.   Tolong berikan aku wadah baru karna hatiku sudah dipenuhi buncahan rindu akanmu Tak perduli dgn semua Borma, budaya, dll..jika tak bisa menyelamatkan kiamat hati Sematianmu sangat merepotkan.. Karna aku harus mencari tempat  Yang dapat mempertemukan ragaku dan ragamu.. dan itu MUSTAHIL. Adakah mantra sakti yang bisa membawaku Aembali pada masa itu..aku milikmu~kau milikku

terlalu sedih

siang lalu aku terlalu sedih karna mencintaimu dalam pertandingan mendapatkan hatimu.. aku memilih kalah sebelum berperang Yang ku benci dari senja adalah kenyataan aku menikmatinya sendiri..hingga rembang malam Bagaimana bsa kau paksa ku trsenyum jika stlh itu kau pergi tinggalkan kita.. aku benci kata putus rasa ni membuat harapanku hangus smp mampus   Dalam selaksa kisah nyata aku dan kamu..tapi kamu dan aku adalah dulu.. saat sebelum kau ucap putus..., lalu aku bisa apa?

9 bulan

Bulan satu Semua tampak baru Tempat dan teman baru Mencoba melihat satu persatu Bulan dua Tak lupa ada mimpi baru Disertai muncul rasa ingin tau Mencoba meneliti satu persatu Bulan tiga Kumulai mereka-reka harapku Yang ku punya teori-teori baku Mencari hikmat dalam kaku Bulan empat Menikmati semua kebiasaanku Setitik cahaya terlihat olehku Ku tenggelam dalam buku Tak perduli sekitarku Bulan lima Melahap setiap tingkatanku dimana cahaya berubah seterang lampu seolah gelap takut padaku seringai angkuh melagu Bulan enam Pongahku menjatuhkanku Sia-sia usaha-usaha masalalu ku abaikan kerikil-kerikil batu Yang akhirnya menertawaiku   Bulan tujuh Begitu rapuh aku Terkoyak layu Tanpa berani beradu Meski nurani berseru-seru Masih ada kesempatanku   Bulan delapan Status gagal menbiusku Piala mungkin bukan bagianku Kemenangan bukan milikku Kubiarkan semua sebatas anganku   Bulan sembilan Tersisa kini hanya angin lalu Membawa puing air mata beku maka

arloji palsu

Mereka bilang kau palsu Kau tak perduli itu Mereka bilang kau pengganggu Kau anggap angin lalu Mereka benci keberadaanmu Kau tetap pada pendirianmu Kau bilang semua demi aku Aku yang tak mampu Aku yang punya mau Aku yang abaikan malu Kau benar ini kastaku Kau benar ini mampuku Terimakasih mau berkorban untukku Terimakasi mau memahamiku Bersedia bersamaku meniti waktu Kau sahabatku Meski kau hanya arloji palsu

dadu

Kau mulai memasukkan dadu Kau ayunkan sesukamu Sempat terlintas seringaimu Lalu kau lempar tanpa ragu Sejenak nafasmu memburu Kemudian hening kau mulai gagu Tak percaya pada titik itu Akhirnya kau mengaduh Pada sial mata dadu

tabu labu

Ada rindu tersimpan dalam labu. Ada mata yang malu-malu. Ada masa menjadi candu. Ini semua kau bilang tabu. Ada cinta yang kau campur kaldu Ada madu dibibir sendu Malam ini malam syahdu Akankah selamanya kelabu Ada mantra-mantra jitu Ada jurus-jurus tak laku Kan kusemat bulan dijarimu Lalu raba tiap mimpiku Ada asmara ragu-ragu Ada aku yang kaku  coba lupakan kisah masa lalu berharap kita akan bersatu

pedih cermin

Meringis pada nyeri ulu hati.  Mengerang pada nasib patah diri.  Mengeluh pada asa yg lebam.  Air mata lembabkan pangkuan.  Mengejang pada rajut janji berkarat.  Meradang pada segala sendi asmara terlarang.  Menggelinjang pada arca dewa palsu.  Atas dasar cinta mahligai semu. airmata tiba lebur pedih cermin candu

Malassssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

  Gw males bgt untuk memulai sesuatu. Entah itu menulis membaca dll. Ada pendapat itu karna kurang menyukai hal yg mau dilakukan, sepintas teori itu bisa dibenarkan tapi gak buat hobby. Gw hobby nulis tapi kalo malas ya males, gw sangat-sangat suka nulis no doubt at all!! Ada juga pendapat malas karna gak segitunya dengan target yang ingin dicapai, yang ini juga salah. Saiapa bilang gw gak pengen nyelesaikan project buat buku kumpulan puisi, bukan buat gaya2 atau apapun tapi memang gw suka puisiiiiiii!!!! Ada juga yg nuduh gak focus, emmm kalau ni memang bener gmn mau focus tiap kali online bukan nya nulis malah baca parahnya baca yg gak penting twiterr dll. Note idup tapi males buka blog alhasil banyak ide yg nguap, paling nyesek banyak waktu terbuang . Intinya males itu penyakit, nyusahin, menyengsarakan. Gw bener2 butuh obat anti malas bukan anti nyamuk, anti tua apalagi anti miskin. Musuh yang paling berbahaya bukan kebodohan tapi kemalasan!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

bulan merah jambu

menatap penuh arti mengaggumi dalam hati andai aku bisa menyanding andai aku bisa memiliki kau puja bukan sekedar memuja Mencoba, tlahku coba ucap berbagai mantra upayaku membuat kau terpesona andai aku bisa andai aku jadi yang utama menjadi sumber cahaya yang mulia bagimu dan dunia kita Mencoba melangkah, melayang,terbang aku tak bisa hanya sebatas mengerang Mencoba terus abadikan malam demi pesonamu juwitaku bulan merah jambu

belum

belum juga dia sadari belum juga dia mengerti belum juga dia pahami belum juga dia memaknai aah sadarilah aku disini menanti mengertilah agar tak sia seribu puisi pahamilah rindu ini terus menusuki uuh entah kapan kau akan memaknai segala peluh,butir mata,juga tetes hati. bukan salah cinta diam-diam memohon bumi menahbiskan asa tergenggam yang belum, belum juga padam.

mirip siti nurbaya

harusnya aku melewatkanmu, harusnya aku melupakanmu, harusnya aku melepaskanmu, harusnya aku merelakanmu , apalah arti harus jika ia tak berdaya berakhir dalam sesal dalam perih raya karna dia bahagia dengan dia tuan maha kaya

adaa

ada senyumku, ada senyummu, ada senyum mereka kita berada di satu meja. ada tawaku, ada tawamu, ada tawa mereka kita bicara aneka tema ada rinduku, ada rindumu, ada rindu mereka kita tak lagi di tempat yang sama ada sepiku, ada sepimu, ada sepi mereka kita telah berbeda ada sedihku, ada sedihmu, ada sedih mereka kita tak lagi didunia yang sama adakah cara membuat yang tiada jadi ada seperti ada yang akan terus ada *teruntuk mu,mereka, dan tiada